Jalan Hidayah itu Tak Selamanya Sunyi
Sekeping hati dibawa berlari, jauh melalui jalanan sepi
Jalan kebenaran indah terbentang di depan matamu para pejuang
Tapi jalan kebenaran tak akan selamanya sunyi
Ada ujian yang datang melanda, ada perangkap menunggu mangsa
Kalimatnya bagus beut kan yak. Apakah itu deretan syair puisi? Oh tentu tidak..karena aku tuh bukan orang yang puitis gitu. Itu adalah sepenggal lirik dari salah satu lagu nasyid jadul dari grub nasyid, Saujana. Ada yang kenal?Hmm..keknya jawabannya banyakan yang gak kenal deh..Harap maklum yess kita kan berbeza masa..wkwkwk..
Salah satu lagu nasyid favoritnya aku. Kenapa? karena lagu ini selalu ngingetin aku, kamu dan kita yang telah mengazzamkan diri untuk mendedikasikan hidup yang terjalani sebagai seorang pejuang. Iyess..Menjadi seorang pengemban dakwah. Bukan sebuah pilihan tetapi sebuah kewajiban yang kudu bin wajib ngejalaninnya dengan penuh kesungguhan.
Ngejalanin amanah dakwah yang sudah dipercayakan ke diri kita dengan perjuangan dan pengorbanan paling maksimal yang bisa kita berikan. Misal nie kita diamanahi untuk menulis opini dakwah untuk dikirimkan ke media sosial, sebagai upaya penyampaian dakwah sehingga akan semakin banyak yang mengetahui Islam hadir sebagai rahmatan lil alamiin dengan kesempurnaan solusi yang dimiliki.
Mengerjakannya dengan penuh perencanaan dan kesungguhan. Menjadikannya sebagai salah satu prioritas amal yang kudu bin wajib disediain waktu khusus untuk ngerjain, ditengah sederet tugas-tugas sekolah yang bgitu puanjang..kalah kalik deretan gerbong kereta api. Butuh usaha lebih dan disiplin diri. Lebih lelah pasti, karena bisa saja waktu yang seharusnya bisa digunain untuk me time and have fun kudu berganti dengan ngejalanin amanah dakwah ini. Tapi yakini, Allah akan kasih balasan yang lebih lagi.
Mengemban amanah risalah langit yang gunung pun gak sanggup untuk memikulnya. Menjalankan aktivitas layaknya seperti yang dilakukan oleh para nabi dan rasul dengan segala ujian dan tantangan yang siap menghadang. Mulai dari cibiran, cacian, tatapan mata yang penuh kesinisan dan hinaan udah menjadi maakanan keseharian ketika terjadi penolakan terhadap dakwah yang kita lakukan. Bahkan kalau di negeri-negeri dibelahan bumi lain sudah sampai pada siksaan fisik.
Tetapi apakah itu akan menghentikan langkah dakwah kita? Tentu tidak pastinya. Selalu mengingat Allah hanya akan menerima amal salih yang dilakukan dengan penuh kesungguhan. Pengorbanan harta, waktu, tenaga dan kemampuan yang kita miliki kita lakukan dengan penuh kesungguhan dan sepenuh hati, dengan satu tujuan hanya ngarepin ridaNya aja.
Karena ada harga mahal yang kudu kita bayarkan untuk setiap doa yang kita panjatkan, mengharapkan surga firdausNya. Dan semoga kelak Allah ngeliat untuk setiap kesungguhan dalam setiap amanah dakwah yang kita jalanin, dan akan rida dengan doa yang kita panjatkan, sehingga kita akan memasuki surga firdausNya. Aamiin.. (reper/rmn)