PRINSIP-PRINSIP AJARAN ISLAM



PRINSIP-PRINSIP AJARAN ISLAM TENTANG KEBEBASAN MEMILIH AGAMA, KEWAJIBAN DAKWAH DAN PENDIDIKAN, SERTA KESUCIAN MANUSIA

Agama adalah sebuah kepercayaan yang tidak bisa dipaksakan, bagaikan sebuah cinta, cinta tidak bisa dipaksakan, tetapi adalah sebuah pilihan. Setiap pribadi, ketika dia sudah bisa menentukan apa yang baik untuk dirinya, maka dia harus diberi kebebasan untuk memilih agama yang dia yakini dan dia sukai.
Ketika manusia dalam keadaan kosong belum memiliki pengetahuan dan kepercayaan tentang Tuhan dan Agama, di situlah ruang buat para da'i atau muballigh untuk melakukan dakwah kepada Kebenaran Islam. Begitu juga ketika anak dalam usia pendidikan, di situlah kesempatan bagi orang tua menanamkan kepercayaan yang benar dan mendidikkan cara beragama yang benar. Islam sesungguhnya mengajarkan bahwa pada prinsipnya manusia itu bertauhid dan lahir dalam keadaan suci tanpa dosa, dan itulah modal yang telah diinstal Allah ke dalam diri manusia, ketika masih di alam rahim di saat Allah meniupkan ruh-Nya ke dalam diri setiap manusia.
1. Tugas Nabi Muhammad SAW dan para da'i/muballgh adalah menyampaikan kebenaran yang datang dari Allah SWT, selanjutnya setiap pribadi silakan memilih mau beriman atau mau kafir. Dalil:
{ وَقُلِ ٱلۡحَقُّ مِن رَّبِّكُمۡۖ فَمَن شَاۤءَ فَلۡیُؤۡمِن وَمَن شَاۤءَ فَلۡیَكۡفُرۡۚ إِنَّاۤ أَعۡتَدۡنَا لِلظَّـٰلِمِینَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمۡ سُرَادِقُهَاۚ وَإِن یَسۡتَغِیثُوا۟ یُغَاثُوا۟ بِمَاۤءࣲ كَٱلۡمُهۡلِ یَشۡوِی ٱلۡوُجُوهَۚ بِئۡسَ ٱلشَّرَابُ وَسَاۤءَتۡ مُرۡتَفَقًا }
Dan katakanlah (Muhammad), “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu. Barang siapa menghendaki (beriman), hendaklah dia beriman. Dan barangsiapa menghendaki (kafir), biarlah dia kafir.” Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka bagi orang zalim, yang gejolaknya mengepung mereka. Jika mereka meminta pertolongan (minum), mereka akan diberi air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan wajah. (Itulah) minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek. [Surat Al-Kahfi: 29]
2. Tidak ada paksaan dalam memeluk sebuah agama, karena kebenaran dan kesesatan itu sudah jelas (tauhid dan syirik), dalilnya:
{ لَاۤ إِكۡرَاهَ فِی ٱلدِّینِۖ قَد تَّبَیَّنَ ٱلرُّشۡدُ مِنَ ٱلۡغَیِّۚ فَمَن یَكۡفُرۡ بِٱلطَّـٰغُوتِ وَیُؤۡمِنۢ بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱسۡتَمۡسَكَ بِٱلۡعُرۡوَةِ ٱلۡوُثۡقَىٰ لَا ٱنفِصَامَ لَهَاۗ وَٱللَّهُ سَمِیعٌ عَلِیمٌ }
Tidak ada paksaan untuk (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barangsiapa ingkar kepada ṫāgūt dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui. [Surat Al-Baqarah: 256]
3. Setiap pribadi muslim diperintahkan untuk menyeru manusia kepada jalan agama (kebenaran) Allah SWT dengan cara hikmah (pengetahuan), pelajaran yang baik, dan berdialog dengan cara yang lebih baik, dalilnya:
{ ٱدۡعُ إِلَىٰ سَبِیلِ رَبِّكَ بِٱلۡحِكۡمَةِ وَٱلۡمَوۡعِظَةِ ٱلۡحَسَنَةِۖ وَجَـٰدِلۡهُم بِٱلَّتِی هِیَ أَحۡسَنُۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِیلِهِۦ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِینَ }
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk. [Surat An-Nahl: 125]
4. Orang tua diperintahkan untuk mendidik anaknya agar terjauh dari kepercayaan syirik (teologi yang mempersekutukan Allah SWT dengan tuhan-tuhan yang lain), dalilnya:
{ وَلَقَدۡ ءَاتَیۡنَا لُقۡمَـٰنَ ٱلۡحِكۡمَةَ أَنِ ٱشۡكُرۡ لِلَّهِۚ وَمَن یَشۡكُرۡ فَإِنَّمَا یَشۡكُرُ لِنَفۡسِهِۦۖ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِیٌّ حَمِیدࣱ }
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, "Wahai anakku! Janganlah engkau menyekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” [Surat Luqman: 12]
Dalil hadist Nabi Muhammad SAW:
حديث أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الفِطْرَةِ ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ ، أَوْ يُنَصِّرَانِهِ ، أَوْ يُمَجِّسَانِهِ ، كَمَثَلِ البَهِيمَةِ تُنْتَجُ البَهِيمَةَ هَلْ تَرَى فِيهَا جَدْعَاء .
Hadist dari Abi Hurairah, dia berkata: Nabi Muhammad SAW bersabda: "setiap manusia dilahirkan dalam keadaan fithrah (tauhid), maka kedua ibu bapanya yang menjadikannya beragama Yahudi, Nashrani, atau Majusi, seumpama binatang melahirkan binatang juga, adakah engkau melihat binatang melahirkan tunggul?
5. Setiap manusia pada dasarnya lahir dalam keadaan bertauhid, karena Allah SWT telah mengambil perjanjian dengan setiap diri ketika ruh ditiupkan ke dalam dirinya, begitu juga manusia lahir suci tanpa dosa, dalil Al Quran:
{ وَإِذۡ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِیۤ ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمۡ ذُرِّیَّتَهُمۡ وَأَشۡهَدَهُمۡ عَلَىٰۤ أَنفُسِهِمۡ أَلَسۡتُ بِرَبِّكُمۡۖ قَالُوا۟ بَلَىٰ شَهِدۡنَاۤۚ أَن تَقُولُوا۟ یَوۡمَ ٱلۡقِیَـٰمَةِ إِنَّا كُنَّا عَنۡ هَـٰذَا غَـٰفِلِینَ }
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini.” [Surat Al-A'raf: 172]
Semoga Allah SWT senantiasa membimbing hamba-hambaNya kepada jalan Kebenaran yang diridhaiNya.
Nashrun Minallahi Wafathun Qarieb Sumber Kutipan : Buya Risman

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama