IKHLAS DAN UKHUWAH, KATAKUNCI PENYELESAIAN KONFLIK INTERNAL
Kita sering mendengar terjadinya konflik di internal umat Islam, mulai dari skala kecil, sedang sampai skala besar, katakanlah sampai bersifat nasional. Konflik tersebut bisa terjadi di lingkungan masyarakat, di sebuah organisasi, dan tidak jarang juga konflik terjadi di rumah Ibadah.
Melalui observasi sederhana, diketahui beberapa faktor dominan yang memicu terjadinya konflik internal umat Islam, antara lain:
1. Rebutan pengaruh
2. Rebutan kekuasaan
3. Rebutan harta atau aset
4. Perbedaan faham keagamaan
5. Perbedaan kepentingan
1. Rebutan pengaruh
Di tengah masyarakat yang memiliki sikap egaliterianisme yang tinggi, konflik internal sering dipicu oleh rebutan pengaruh kelompok elite, bisa dari kalangan ulama, intelektual, pemimpin formal dan non formal. Biasanya konflik hanya pada skala yang agak rendah, karena para elite lebih mampu menggunakan rasionalitas dan akal sehat. Ketika para elitis sudah ketemu, konflik biasanya lebih mudah diselesaikan.
2. Rebutan kekuasaan
Konflik yang dipicu oleh rebutan kekuasaan dapat berskala kecil sampai besar. Tetapi ketika konflik tersebut ditarik ke internal umat Islam, bisa juga berdampak serius, karena ambisi kekuasaan sering menghalalkan segala cara, mulai dari saling memfitnah, saling menjegal dan saling memusuhi, pada hal ajaran Islam melarang segala cara yang licik dan busuk serta penuh ambisi untuk memperoleh sebuah kekuasaan.
Konflik seperti ini juga bisa berkolaborasi dengan berbagai kepentingan lain dan dengan kelompok yang punya kepentingan yang sama. Bila kolaborasi masing-masing kelompok yang sedang berebut kekuasaan berlangsung semakin intensif dan dalam skala yang lebih luas, maka perpecahan di kalangan internal tentu tidak bisa dielakkan, karena tidak mustahil ada kelompok kepentingan lain yang mengambil manfaat atau memang sengaja memecah belah umat Islam.
3. Rebutan harta atau aset
Konflik yang dipicu oleh rebutan harta atau aset ini biasanya terjadi pada sebuah organisasi yang telah memiliki amal usaha atau aset yang banyak, seperti sekolah, perguruan tinggi dan rumah sakit. Ketika sebuah organisasi masih dalam keadaan miskin dan butuh pengorbanan, biasanya para kader maupun anggota dari organisasi itu tidak banyak yang tertarik untuk mengurusnya, tetapi ketika amal usahanya sudah mulai maju dan berkembang, banyak yang merasa lebih berhak mengurusnya, dan merasa lebih berjasa dan lebih punya idealisme.
Bila konflik seperti ini tidak disikapi dengan bijak, hanya mengandalkan informasi sepihak, apalagi dipengaruhi oleh faktor pertemanan dan kelompok, dan diselesaikan dengan pendekatan kekuasaan, saling pecat dan lain sebagainya, maka tentu tidak akan pernah menyelesaikan akar permasalahan yang sebenarnya. Akibat yang bisa terjadi adalah amal usaha yang diperebutkan akan menjadi mundur dan ujung-ujungnya bubar, karena tidak diurus oleh orang-orang yang profesional tetapi oleh konspirasi dan kolaborasi orang-orang yang ambisius.
4. Perbedaan faham keagamaan
Konflik yang dipicu oleh perbedaan faham keagamaan ini sering terjadi di tengah masyarakat yang heterogen dalam faham keagamaan, tetapi yang sering menimbulkan konflik internal adalah perbedaan yang bersifat furu'iyah yang sering juga disebut sebagai urusan khilafiyah, bukan pada masalah-masalah prinsip.
Tetapi sebenarnya konflik bukan juga disebabkan perbedaan faham keagamaan, tetapi lebih kepada sikap tidak moderat yang dimiliki oleh para ulama dan mubaligh masing-masing kelompok. Sebagai contoh saling menyalahkan, saling membid'ahkan dan saling mengkafirkan antara satu kelompok dengan kelompok yang lain.
Konflik ini bisa menjadi pemicu di kalangan internal umat Islam pada skala kecil, sedang dan besar. Keadaan ini sangat tergantung kepada kearifan para pemimpin tertinggi organisasi ini. Bila pemimpin tertingginya memiliki sikap moderat yang positif yang dan siap menerima perbedaan, biasanya konflik ini tidak akan menjadi besar, tetapi bila elit puncak mereka suka membuat klaim yang paling benar dan suka menyalahkan kelompok lain, maka konflik bisa meningkat menjadi lebih besar.
5. Perbedaan kepentingan
Sebenarnya perbedaan kepentingan tidak mesti menimbulkan konflik, karena jika setiap pemilik kepentingan bekerja sesuai kepentingan masing-masing, tentu tidak perlu terjadi benturan.
Perbedaan kepentingan akan menjadi sebab terjadinya konflik bila perbedaan itu terjadi dalam sebuah organisasi. Misalnya sebuah organisasi Islam yang telah menyatakan dirinya sebagai gerakan Islam dakwah amar makruf nahi munkar, tajdid bersumber pada Al Quran dan As Sunnah, namun ada pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan organisasi tersebut sebagai batu loncatan untuk kepentingan politik, atau untuk mengejar jabatan birokrasi atau komisaris di sebuah perusahaan.
IKHLAS DAN UKHUWAH
Ada dua kata kunci untuk menyelesaikan konflik di kalangan internal umat Islam:
1. Ikhlas; yaitu melaksanakan segala aktifitas dan kegiatan, baik itu urusan ibadah mahdhah maupun urusan mu'amalah duniawiyah hanyalah dengan satu tujuan yaitu "ingin meraih ridha Allah SWT". Jika Ikhlas dalam arti yang sebenarnya telah menjadi motivasi setiap pribadi muslim, dapat dipastikan mereka akan melakukan aktifitas dan kegiatan yang benar dan menjauhkan dirinya dari segala bentuk kegiatan yang tidak diridhai oleh Allah SWT, termasuk di dalamnya perbuatan yang dapat merugikan orang lain dan menimbulkan konflik internal di kalangan umat Islam.
2. Ukhuwah; di dalam ajaran Islam ada ketentuan yang menyatakan bahwa selama seseorang masih dalam iman tauhid yang benar, maka haram hukumnya saling memusuhi satu sama lain. Persaudaraan berdasarkan iman lebih kuat dibanding persaudaraan berdasarkan tali darah ansich.
Seorang muslim yang benar tidak akan pernah memfitnah saudaranya sesama muslim, tidak akan melecehkan, tidak akan mencela dan melakukan hal-hal lain yang dapat merusak ukhuwah sesama muslim.
Maka pada tingkat yang lebih masif mengampanyekan nilai-nilai keikhlasan dan ukhuwah Islamiyah dalam arti yang sebenarnya, diyakini dapat menjadi solusi dalam menyelesaikan berbagai permasalahan dan konflik di kalangan internal umat Islam.
Tags:
Artikel Islam